Sabtu, 10 Maret 2012

SENTILAN BANG DORI (2)

Apa saja sih kekayaan alam Tebo? tanya seorang pengusaha sukses kepada saya di Jakarta belum lama ini. Langsung saya jawab begini, apa saja ada; lahan yang luas, batubara, minyak bumi dan sejumlah kekayaan alam lainnya. Kami juga punya taman nasional, beberapa air terjun, danau dan sejumlah objek wisata alam serta beraneka flora dan fauna, jawab saya dengan bangga. Wah..hebat dong. Lantas, kenapa penduduknya masih miskin, kenapa Tebo tidak pernah mencuat prestasinya ke kancah nasional? tanyanya lagi kepada saya. Sejenak saya terdiam. Dalam hati saya, orang ini pasti banyak tahu soal Tebo. Belum sempat saya menjawab lagi, sang milioner ini langsung nyerocos sambil menatap tajam. Anda tahu kan? Kekayaan alam itu anugerah Tuhan yang tidak bisa diciptakan oleh manusia. Anugerah itulah yang harus dikelola untuk kemakmuran umat. Ibarat sebuah produk industri, semua kekayaan alam itu harus laku. Agar laku, kita harus punya tenaga marketing yang hebat, sistem manajemen yang profesional dan terukur. Bersyukurlah kepada Tuhan, daerah Anda memiliki kekayaan alam yang melimpah. Pesan saya, kata pria yang kerab nongol di televisi ini, jangan sampai seperti tikus mati di lumbung padi. Bukan mati kekenyangan tetapi mati kelaparan karena tidak tahu bagaimana menjadikan padi itu menjadi beras lalu ditanak menjadi nasi. Ia pun tertawa, dan saya tersenyum kecut. Di akhir pembicaraan dia bilang begini, kalau daerah Anda mau maju harus bisa mengundang kedatangan banyak orang. Keragaman dunia usaha dan investasi harus terus ditumbuhkembangkan, dan jangan ada yang memonopoli. Daerah tidak akan bisa mengelola potensinya sendiri tanpa campur tangan swasta. Tetapi harus ada regulasi dan kebijakan yang jelas; tidak membuat pengusaha menjadi ragu, kapok, lalu pergi tanpa jadi berinvestasi. Dalam dua pekan terakhir ini, hampir tiap hari saya mendapat email dari Tung Desem Waringin. The most powerful people and ideas, itu sangat populer dengan sebutan TDW. Dalam salah satu surat sang motivator keturunan china itu mengatakan, banyak orang gagal menuju sukses lantaran hal sepele--tidak mau mengaktualisasikan potensi dirinya dan hanya disibukkan dengan hal yang tidak penting. Padahal, kata TDW, tiap orang sudah diberi anugerah yang luar biasa. Orang yang cacat fisikpun masih bisa sukses. Ungkapan TDW itu mengingatkan saya akan seorang artis Daus Mini. Dengan keterbatasan fisiknya yang mungil, ia justru berhasil mendapatkan seorang istri yang tinggi dan cantik. Kini mereka telah dikaruniai seorang anak yang sehat. Semua karena kemampuan mengaktualisasikan potensi dirinya hingga iapun sukses secara finansial. Lalu saya teringat lagi dengan Suparwono. Manusia tertinggi nomor tiga di dunia asal Tulangbawang, itu sempat dijadikan ikon wisata Lampung dan terus ngetop oleh liputan media. Tetapi ia belum bisa beranjak dari gubuk sederhana milik orang tuanya, hingga ajal menjemputnya. Saya hanya ingin mengatakan, Tebo yang kaya sumber daya alam, seharusnya sudah menikmati pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Usia muda--baru dua belas tahun--sangatlah klasik dan kemunduran pola pikir bila itu yang menjadi alasan. Kalau kita bisa menggapai kemajuan itu dengan cepat, kenapa harus menunggu setelah tua? Rakyat Tebo sudah capek hidup serba terbatas. Mungkin benar apa yang dikatakan Jusuf Kalla; lebih cepat !! (naskah ini sudah dimuat di harian Radar Tebo, Senin 5 Maret 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar