Jumat, 09 Maret 2012

Ikan semah ikan terlezat

Ikan semah. Itulah yang saya ketahui namanya. Saya pun tidak tahu apa nama lainnya. Bagi masyarakat Jambi, ikan semah adalah ikan yang paling lezat. Jangankan dagingnya, sisiknya pun bisa digulai dengan santan, atau digoreng menjadi kerupuk. Pertama kali saya mengenal ikan ini saat makan di sebuah restoran sederhana di desa Sungaimanau dalam perjalanan ke Kabupaten Kerinci sepuluh tahun silam. Dibanding ikan air tawar lainnya, rasanya memang beda dan menurut saya amat lezat sekali. Mungkin karena ikan ini hidup di sungai pedalaman dan di danau-danau dingin di kaki pegunungan. Bentuknya mirip ikan kelemak. Ukurannya normal saja, sama halnya dengan ikan emas dan nila. Saya makan habis tiga potong. Harganya sedikit mahal dari ikan biasa. Lima tahun lalu, saat saya melakukan perjalanan dari Jambi ke Bangko, kembali ikan lezat itu saya temukan di rumah makan pasar bawah kota Bangko, sekitar enam jam sebelum mencapai Kerinci. Bersama saudara saya Kamal Saleh dari Jakarta, ikan tersebut kami habiskan hingga sepuluh potong. Kamal memang agak rakus dengan ikan. Ternyata ikan ini tidak gampang ditemui di tiap rumah makan. Apalagi di tempat tinggal saya di kota Jambi. Sesuai asalnya, dia hanya hidup di perairan yang bersih dan jernih. Makanannya lumut dan plangton-plangton air. Hari ini, 9 Matet 2012, saat saya berada di kota Bangko karena urusan bisnis, tiba-tiba saya ditelepon Kamal Saleh. "Kamu di Bangko ya..wah jangan lupa ikan semah dong," ujarnya dari jauh. Saya terperanjat dan langsung menuju Pasarbawah. "Maaf Pak, ikan semah sudah lama hilang, tak pernah ditemukan lagi," ujar pemilik rumah makan, tempat kami duli melahap rakus ikan aneh itu. Dalam perjalanan survei batubara di hutan-hutan Bangko, saya lihat semua air sungai keruh. Di hulu, banyak sekali penambang emas liar menggunakan mercuri. Ah..semahku sayang..semahku malang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar